Selasa, September 22, 2009

Jermain Colin Defoe : Terlahir Kembali

Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan tanpa menderita. Dengan pengalaman dan ujian, maka seseorang akan bisa meningkatkan levelnya ke jenjang yang lebih tinggi.


Dua tahun lalu Jermain Defoe tersia-sia dan terbuang. Kebijakan manajemen Tottenham Hotspur membeli striker Darren Bent membuat tempatnya di tim utama goyah. Karena dianggap tak berprospek, pada Januari 2008 Defoe dipinjamkan ke Portsmouth, dan setengah tahun kemudian dijual dengan harga sembilan juta pounds ( Rp 184,21 miliar ).



Itu pukulan telak bagi Defoe yang tengah digadang-gadang publik sebagai meteor baru sepakbola Inggris. Dia terjatuh. Tapi pria bertinggi 169 cm ini tak goyah. Bergabung di Portsmouth bersama mantan pelatihna di West Ham, Harry Redknapp, Defoe menggunakan masa ini untuk menajamkan kemampuannya.


Musim 2008-2009 dia main gemilang di Porstmouth dengan keluar sebagai top skorer klub, mencetak 14 gol. Kehebatannya membuat Tottenham menyesal membuangnya. Kebetulan, pada 2009 Redkanpp dipinang untuk melatih di White Hart Line. Defoe pun dibeli lagi dengan harag hampir dua kali lipat, 15,75 juta pounds ( Rp 259,38 miliar ).


" Beri aku kesempatan bermain, maka akan kutunjukkan siapa sebenarnya aku, " janji Defoe. Pendukung Tottenham tak perlu menunggu lama. Pada pekan kedua Premier League musim ini, Defoe kembali menjadi pusat perhatian orang seantero Inggris. Dia mencetak hat-trick ke gawang Hull City dan mengantarkan timnya menang 5-1.


Pemain berusia 26 tahun ini menjadi pendulang hat-trick pertama di musim ini. Musim lalu pemilik rekor serupa adalah Gabriel Agbonlahor dari Aston Villa, yang menorehkan tiga gol dalam waktu tujuh menit tiga detik di pertandingan pertama.


Ketajaman Defoe meneguhkan keyakinan Redknapp bahwa dia akan bersinar terang musim ini. " Dengan tidak adanya Cristiano Ronaldo, saya takkan heran kalau Defoe akan finis sebagai top skorer, " yakin Redknapp. " Saya akan kaget kalau dia tidak mencetak 20 gol di liga. "



Saat ini Defoe tinggal di apartemen mewah yang didesain penuh dengan audio visual termutakhir. Dengan gaji 70 ribu pounds ( Rp 1,15 miliar ) seminggu, pebola yang kerap gonta-ganti pacar ini tak kesulitan untuk mengisi apartemennya dengan perangkat audio visual seniali miliaran rupiah.


Namun, semua kemewahan itu tak akan pernah dimilkinya jika dia tak meneguhkan minatnya akan sepakbola. Defoe berkisah, dulu ibunya, Sandra pernah dipanggil guru matematikanya di sekolah dasar St Bonaventure. " Nilai akademik Defoe sangat tertinggal. Dia harus meninggalkan kegiatan sepakbolanya untuk fokus belajar, " kata sang guru.


Perintah itu ibarat kiamat kecil bagi Defoe cilik. " Di dunia ini yang menarik hanyalah sepakbola. Bermain dan berlatih adalah surga bagiku, " ungkap Defoe.


Untunglah sang ibu maju membela. " Defoe punya bakat besar, dan dia akan jadi pesepakbola profesional, " ucap Sandra. Sang guru membalasnya dengan dingin. " Semua anak-anak bermimpi ingin jadi pesepakbola profesional terkenal. Tapi hanya sedikit yang berhasil. Kalau Defoe gagal jadi pebola, lantas dia mau jadi apa? " sang guru balik bertanya.


Namun Sandra keukeuh membela anaknya. Jika mau melihat bakat Defoe, tantang Sandra kepada sang guru, silakan lihat Defoe bertanding. Guru tersebut lantas menonton Defoe bermain di ajang final turnamen antar seklah. Dalam tmepo kurang dari setengah jam, Defoe mencetak enam gol. " Saya salah. Defoe memang punya bakat luar biasa, " aku sang guru.


Pengakuan sang guru menemukan kebenarannya belasan tahun kemudian. Kini Defoe tak hanya menjadi pesepakbola profesional, tapi juga menembus skuad The Three Lions, impian semua anak-anak kecil di Inggris Raya.


Untuk sementara Defoe memang menjadi alternatif bagi pelatih Fabio Capello. Dia masih menjadi pelapis bagi Wayne Rooney, Emile Heskey, atau Peter Crouch. Tapi aksi gemilangnya pada Agustus lalu saat Inggris bertarung melawan Belanda di laga persahabatan dipercaya akan mengubah semua itu.


Defoe yang diturunkan sebagai pemain pengganti menjadi pahlawan The Three Lions. Dia mencetak dua gol penyama di saat timnya ketinggalan dua gol. Defoe pun dipuja bak pahlawan dan media-media Inggris percaya bahwa era Defoe telah datang. " Belum pernah aku sebahagia ini. Bermain untuk The Three Lions adalah mimpi masa kecilku, " tegasnya.

Kini kemilau Defoe mulai benderang. Onak dan duri di perjalanan kariernya telah dijadikannya pengasah ketajamannya di lapangan. Ya, Defoe kini telah berubah menjadi intan nan matang.

Rabu, Agustus 05, 2009

Sir Alex Ferguson : Old Trafford's Proffesor


Alexander Chapman Ferguson. Atau yang biasa kita kenal dengan Sir Alex Ferguson ini adalah salah satu pelatih terhebat yang ada dalam sejarah Liga Inggris. Namanya patut disejajarkan dengan pelatih-pelatih kenamaan Inggris lainnya seperti Bill Shankly ( Liverpool ), Sir Matt Busby ( Manchester United ), Sir Bobby Robson ( Newcastle United ), Bob Paisley ( Liverpool ), dan masih banyak lagi.


Dia lahir di Govan, Glasgow, Skotlandia pada tanggal 31 Desember 1941. Mengawali karirnya dalam dunia sepakbola sebagai seorang striker di klub lokal Govan, bakatnya diendus oleh scoutman dari sebuah klub Inggris, yaitu Queens Park Rangers. Pada tahun 1957, dia memulai karir profesionalnya sebagai seorang pemain bersama dengan tim yang mempunyai julukan Hoops tersebut. Fergie bermain selama 3 musim dengan 32 kali bermain dan berhasil mencetak 11 gol di Queens Park Rangers.


Memutuskan untuk hijrah ke sebuah klub Skotlandia, St. Johnson FC pada tahun 1960 karena Ferguson beranggapan bahwa karirnya kurang cemerlang di klub lamanya. Namun sayang, dia tidak berkembang di klub barunya itu. Dikontrak selama empat tahun, Fergie hanya dimainkan sebanyak 37 kali dan hanya berhasil membukukan 19 gol.


Setelah itu, Fergie kembali berganti klub lagi. Masih di Skotlandia, dia menandatangani kontrak bersama tim Dunfermline selama 2 musim. Performanya mulai menanjak bersama tim tersebut. Dalam 2 musim, Ferguson muda ini dimainkan hampir di setiap pertandingan dan dia dan berhasil mencatatkan 66 gol.


Bisa dibilang, setelah dia pindah dari Dunfermline mulai merosotlah kecemerlangan Ferguson. Beberapa klub yang dia singgahi tidak memberi kebahagiaan baginya. Diantaranya adalah Athletic Rangers dan Falkirk.


Tapi, Dewi Fortuna akhirnya kembali berpihak padanya. Memutuskan untuk membela Ayr United pada musim 1969-1970, Fergie kembali menjadi salah satu striker tajam di Skotlandia. Selama karirnya di sana, dia telah memilki caps sebanyak 327 penampilan dan berhasil menyarangkan si kulit bundar ke gawang lawan sebanyak 167 kali. Fergie akhirnya pensiun di penghujung musim 1973-1974 pada usia 32 tahun.


Setelah pensiun, dia langsung memunculkan hasratnya untukmenjadi pelatih. Mulailah catatan Alex Ferguson sebagai pelatih sepakbola. Dia pertama kali menangani sebuah klub Skotlandia bernama East Stirlingshire pada musim 1974-1975. Bekerja selama 3 musim di sana sebelum akhirnya pindah untuk menangani klub Skotlandia lainnya, yaitu St. Mirren. Pada tahun 1985, teknik melatihnya yang lumayan membuat raksasa Liga Skotlandia, Aberdeen ingin mengontraknya untuk menggantikan posisi pelatih Jock Stein yang meninggal dunia. Ternyata memang benar. Di musim pertamanya dia berhasil membawa Aberdeen menjadi kampiun liga dan meraih beberapa trophy lainnya.


Ketika itu tahun 1986. Manchester United yang bisa dibilang mengalami masa suram karena belum bisa menemukan pelatih yang cocok menjadi pengganti Sir Matt Busby, mengendus bakat Alex Ferguson di Aberdeen. MU kemudian mengajukan penawaran untuk menggaet Fergie dari Aberdeen. Fergie pun tidak menolak dan dia resmi menukangi MU sejak 1986 hingga sekarang. Itu berarti sudah 21 tahun lebih!!


SUKSES. Mungkin hanya kata itu yang terpancar dalam diri Ferguson semenjak mulai mengurusi The Red Devils. Meskipun pada beberapa musim pertamanya dia belum bisa memberikan satu piala apa pun pada MU, dia masih tetap dipercaya untuk mengisi posisi kepelatihan. Hali ini membuat para fans menjadi sedikit berang pada Fergie.



Namun, hati mereka seolah lunak kembali saat Fergie membawakan satu demi satu piala bagi Manchester United, baik itu kampiun liga atau pun juara Eropa. Seiring dengan makin bertambahnya trophy yang direngkuh Alex Ferguson, semakin bertambah pula kenangan manis yang dia ukirkan bersama MU.


Puncak kegemilangan Fergie terjadi pada musim 1999-2000. Dimana saat itu dia berhasil menjadi pelatih pertama di Ingrris yang berhasil meraih treble winners. Fergie berhasil menjadi kampiun di Piala FA, Liga Inggris, dan Liga Champions. Semenjak saat itulah Kerajaan Inggris memberinya gelar sir, yang berarti dia menjadi sosok yang dihormati di Inggris Raya. Hingga sekarang, dia biasa dipanggil Sir Alex Ferguson.


Berlanjutlah karir manisnya bersama Manchester United. Berkat sentuhannya, MU berhasil memecahkan beberapa rekor dan bahkan mencetak rekor baru di era sepakbola Inggris. Diantaranya, dia berhasil membawa The Red Devils menjadi peraih piala FA tebanyak, yaitu 11 kali. MU juga dibawanya menyamai rekor Liverpool yang bisa menjadi kampiun Liga Inggris sebanyak 18 kali. Selain itu, pasukan MU juga menjadi yang terbanyak naik di podium juara Community Shields. Yaitu 17 kali.


Indah. Memang indah sekali kisah Sir Alex Ferguson ini. Tidak terlalu berkibar saat jadi pemain, namun dia bisa mengembangkan sayapnya saat menangani Manchester United. Loyalitasnya pada The Red Devils sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, mungkin dia pantas untuk mendapat julukan " Old Trafford's Proffesor ".

Minggu, Agustus 02, 2009

Manchester United : From Zero to The Real Hero


Manchester United FC. Sebuah klub yang berasal dari kota Manchester, Inggris ini mungkin termasuk salah satu klub yang paling tersukses di dunia. Berbagai trophy juara telah berhasil di dapat, mulai dari liga domestik, di sektor Eropa, hingga ke kancah dunia. Soal pemain, MU juga tidak kalah dengan klub-klub Eropa lainnya. Banyak pemain bintang lahir dari klub ini. Mulai dari era Jack " Gunner " Rowley di tahun 1937, " Busby Babes " di tahun 1950, hingga dinasti Sir Alex Ferguson yang masih berjalan sampai sekarang.


Namun siapa sangka bahwa klub setangguh MU ini awalnya didirikan oleh pekerja lintasan kereta api yang ingin menyalurkan hobi sepakbola mereka?


Semuanya berawal di Newton Health pada 1878. Saat itu, sekelompok pekerja lintasan kereta api Lancashire dan Yorkshire sepakat untuk membentuk sebuah klub sepakbola yang bernama Newton Health LYR ( Newton Health Lancashire & Yorkshire Railways ). Mereka pun memutuskan juga untuk membuat kaos tim yang berwarna hijau-emas.


Selama 10 tahun, Newton Health semakin disegani dan ditakuti karena sering memenangkan pertandingan persahabatan dengan klub lain. Tapi mereka masih tidak mau untuk ikut Liga Inggris. Barulah di musim 1890-1891 mereka mendaftarkan diri untuk ikut. Namun sayang, mereka ditolak untuk menjadi anggota Liga Inggris.


Mereka harus menunggu dua musim untuk bisa mengikuti Liga Inggris. Setelah resmi bergabung pada tahun 1892, mereka memutuskan hubungan dengan stasiun kereta api dan mengganti LYR menjadi Newton Health FC.


Pada musim kedua mereka, Heathens ( Julukan Newton Health ) terdegradasi ke divisi II. Penderitaan mereka bertambah karena klub merugi. Presiden William Healey, memiliki niat untuk melegonya. Heathens semakin merana karena markas mereka, Lapangan Bank Street disita oleh pengadilan.


Nyaris bangkrut, kaspten tim Harry Stafford punya ide untuk mengadakan penggalangan dana. Tapi ternyata bukan itu yang menyelamatkan tim. Justru anjing peliharaan milik Stafford lah yang berperan. Anjing itu hilang saat acara penggalangan dana dan ditemukan oleh John Henry Davies, pemilik sebuah perusahaan anggur.
Davies membujuk Stafford agar menjual anjingnya. Awalnya dia tidak mau, hingga akhirnya Davies berjanji akan menginvestasikan sejumlah uang untuk klub bila Stafford bersedia menjualnya. Stafford setuju untuk menjual anjingnya yang dijuluki The Saint Bernard itu. Kelak anjing tersebut akan menjadi maskot tim MU yang selalu mendampingi para pemain untuk bertanding di manapun mereka bermain. Davies apun menepati janjinya. Dia memberikan dana 500 pounds per orang untuk menyelamatkan Heathens. Dia pun mengambil alih kepemilikan Heathens.


Keputusan pertama Davies adalah mengubah nama klub. Dia ingin agar kata Manchester diikutsertakan. Hingga akhirnya seorang imigran asal Italia, Luis Rocca mengusulkan kata United dan langsung disetujui. Semenjak 26 April 1902, lahirlah Manchester United ( MU ).


Musim 1902-1903 adalah musim pertama MU berlaga di Liga Inggris. Mereka berhasil promosi kembali ke Divisi I pada 1906-1907. Mereka meraih gelar pertama pada 1907-1908 dengan menjuarai Divisi Utama dan Charity Shield. Semenjak saat itu, MU mulai bangkit dan menjadi klub besar di Liga Inggris.


Musim 1910-1911, mereka pindah ke markas baru di Old Trafford. Old Trafford adalah stadion yang dibangun oleh Davies pada tahun 1909 dengan biaya 60 ribu pounds. Stadion itu resmi dibuka pada 19 Februari 1910.


Diawali dengan kekalahan 3-4 dengan Liverpool, mereka kembali menjadi kampiun untuk kedua kalinya. Sejak itulah, perjalanan MU naik turun. Mereka sempat terdegradasi 3 kali hingga akhirnya datanglah pelatih Matt busby untuk menangani MU.


Busby yang mulai menangani MU semenjak tahun 1945 memberikan suatu inovasi dengan kebijakan merekrut pemain muda dari mana saja. Menurut dia, sukses klub tidak hanya ditentukan oleh pemain berpengalaman saja.



Ternyata kebijakan itu membawa hasil pada era 1950-1960 an. Dimana MU berhasil 5 kali juara liga dan menjadi klub Inggris pertama yang tampil di Piala Eropa pada 1957. Mu berhasil lolos hngga semifinal sebelum kandas di tangan Real Madrid.


Busby benar-benar mengandalkan potensi pemain-pemain muda di dalam skuadnya. Terbukti dari rata-rata umur skuadnya pada musim 1956-1957, umur rata-rata mereka seiktar 22 tahun! Tidak ada yang lebih dari 30 tahun. Oleh karena itu, mereka dijuluki " Busby Babes " sampai sekarang.


Sebuah tragedi menakutkan terjadi pada 6 Januari 1958. Setelah bertanding melawan Red Star Belgrade di perempat final Piala Champions, skuad Red Devils pulang dengan pesawat terbang milik British European Airways. Pesawat tersebut kemudian mengisi bahan bakar di Bandara Riem, Muenchen, Jerman. Setelah mengudara, salah satu mesin pesawat mati dan pesawat itu jatuh di Muenchen. Tragedi ini menyebabkan 8 pemain dan 3 staff MU tewas. Para pemain yang tewas adalah Roger Byrne, Geoffrey Bent, Eddie Colman, Mark Jones, Duncan Edwards, Tommy Taylor, David Pegg, dan Liam Whelan. Hingga sekarang, peristiwa itu dikenal dengan The Munich Air Disaster .



Setelah dirawat intensif sealam 2 bulan, Busby kembali bekerja untuk membentuk tim baru. George Best, Denis Law dkk direkrut untuk menutupi lubang yang ada di skuad MU. Hasilnya ternyata sangat ampuh. Skuad baru itu berhasil memenangkan piala FA musim 1962-1963, dan juga menjadi juara Divisi Utama pada tahun 1964 dan 1966. Hingga akhirnya puncak kecermelangan Busby terjadi pada musi 1967-1968. The Red Devils berhasil menjuarai Piala Champions setelah mengalahkan Benfica dengan skor 4-1.


Masih ada satu lagi sosok yang hebat di kamar ganti MU selain Sir Matt Busby. Dialah Sir Alex Ferguson. MU sempat mengalami penurunan saat Matt Busby turun dari posisinya sebagai pelatih dan berpindah sebagai General Manager di akhir musim 1968-1969. Banyak pelatih didatangkan seperti Wilf McGuinnes ( Asisten Pelatih Busby ), Frank O'Farrel, Tommy Docherty, Dave Sexton, dan Ron Atkinson pada kurun waktu 1971 hingga 1986. Namun, nama-nama tadi tidak dapat membawa MU meraih prestasi yang membanggakan.

Akhirnya ditunjuklah Sir Alex Ferguson untuk menangani The Red Devils. Kesuksesannya bersama Aberdeen menjadi pertimbangannya. 6 November 1986 Ferguson resmi mendarat di Old Trafford. Sempat hampir dipecat di awal-awal musimnya bekerja, namun petinggi MU memutuskan tetap mempercayakan bangku pelatih pada Fergie.



Ferguson mulai menambang gelar tahun 1993. Dan itu terus berulang 11 kali hingga tahun 2009. Dia pun juga berhasil mencatat sebuah sukses monumental saat MU berhasil meraih gelar treble winners di Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions pada tahun 1999.


The greatest two minutes in the history of sport. Demikian istilah sukses MU di final Liga Champions tahun 1999. Sempat tertinggal 1-0 oleh Bayern Muenchen, MU berhasil mencetak 2 gol hanya dalam waktu 2 menit di masa injury time melalui Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer di menit 91 dan 93.


Semenjak saat itulah, MU menjelma dari hanya sebuah klub para pekerja lintasan kereta api menjadi sebuah klub raksasa yang sukses di segala bidang. Berebagai rekor telah dicetak MU hingga saat ini, termasuk menyamai rekor 18 kali juara Liga Inggris yang sebelumnya dipegang oleh Liverpool.


MU telah memberikan suatu contoh pada kita, bagaimana kah istilah From Zero to Hero dala dunia sepak bola Eropa. Bravo MU!!